BERBURU SEKOLAH FAVORIT.
Hmm…Ujian nasional masih 2 bulan lagi, tetapi pendaftaran di sekolah RSBI (Rintisan Sekolah Berstandar Internasional) dan accelerasi mulai dibuka. Akupun tertarik untuk mencobanya. Ayah mengajakku mendaftar di SMPN 1 Madiun. Agak deg-degan aku memasuki sekolah yang dari penampilan bangunannya terlihat usang. Tapi seperti yang Bunda selalu ajarkan kepadaku, kita tidak boleh melihat segala sesuatu dari penampilannya. Aku harus bersiap-siap menghadapi tes masuk setelah lolos tes administrasi.
Hari ujian tiba. Aku agak ngeri juga saingannya anak-anak kota. Apalagi kuota untuk Kabupaten atau luar kota seperti aku hanya dijatah 10 orang dari 180 siswa yang akan diterima. Tapi aku berusaha menjalaninya tanpa beban. Ujian tertulis sudah kujalani. Lumayanlah. Meski tentu saja tidak semua soal bisa kukerjakan. Yang lebih sulit adalah tes lisan, sebab nilai tes tertulis hanya separuhnya dari tes lisan, sehingga kemampuan kami betul-betul murni diuji, sebab untuk tes lisan kita nggak bakalan bisa bekerjasama. Sebenarnya aku banyak yang tak yakin akan jawabanku, tapi pengujinya selalu tersenyum, membuat aku merasa tenang. Entahlah hasilnya bagaimana. Begitu juga dengan tes psikologi, di samping tes tertulis, kami juga diwawancara. Aku disuruh menggambar orang, kemudian menceritakan apa yang kugambar, kemudian juga disuruh menggambar pohon sesuai dengan persepsiku, kemudian juga menyamakan gambar dll. Sungguh-sungguh melelahkan. Di samping itu juga ada ujian bahasa Inggris lisan dan tertulis. Sedang untuk komputer kami disuruh membuat presentasi, agar nanti kami bisa mempresentasikan tugas-tugas yang diberikan guru kalau kami betul-betul diterima di sekolah ini. Ada yang menangis tak bisa, untunglah aku sudah terbiasa melihat ayah membuat presentasi untuk mempresentasikan makalah saat masuk final di lomba-lomba tingkat nasional, dan ayah juga mengajariku, sehingga aku tak kesulitan menjalani tes ini. Aku bisa membuat presentasi menggunakan power point dengan efek suara dan tampilan sesuai seleraku. Kalau internetnya kami tidak dites, sebab kalau sudah menjadi siswa di sini, kami dijaga ketat dalam mengakses internet, laptop kami akan selalu dicek, agar kami tidak mengakses situs-situs yang belum boleh diakses. Alhamdulillah. Setelah itu giliran orang tua yang diuji tentang kesiapannya mendampingi anak-anaknya masuk SMP. Untunglah bunda bisa diandalkan, meski semula bunda was-was, sebab ada yang meniupkan kabar kalau wawancara itu untuk mengukur besarnya sumbangan, padahal tidak sama sekali..!! sebab sumbangan paguyuban diberikan setelah kami diterima, dan besarnya tergantung kemampuan masing-masing, jadi sama sekali tidak mempengaruhi penilaian keputusan penerimaan siswa baru. Ah..orang memang seneng ngegosip.
Melihat saingan yang berat, dari 451 pendaftar, padahal hanya dibutuhkan 180-an orang, dengan kemampuan yang hebat, aku jadi ngeper. Ayah sempat mencarikan sekolah cadangan untukku. Tapi Alhamdulillah aku diterima.
Saat daftar ulang kami dikumpulkan. Saat itu hasil tes dan tes psikologi dibagikan. Ternyata yang dites tidak hanya IQ, tapi juga EQ dan SQ. Pantesan tesnya banyak banget. Tapi kata bunda, memang semua kecerdasan harus jalan bersama, jadi tak salah rasanya masuk di sekolah ini. Jadi betul-betul bisa diketahui, ternyata ada yang nilainya bagus tapi IQ, EQ ataupun SQnya kurang memenuhi syarat. Meski begitu, hasil tes IQ,EQ dan SQ itu adalah privacy kami masing-masing, sehingga dirahasiakan, sehingga dalam pengumuman penerimaan, hasil tes psikologi Cuma ditulis MS memenuhi syarat, atau PP Perlu perhatian. Sedang yang tes psikologinya tidak memenuhi syarat tidak bisa ditrerima, meski tes akademiknya bagus. Saat briefing kami baru tahu, bahwa semua itu dilakukan untuk membuat kami fighting, sebab ternyata SMPN 1 Madiun adalah Sekolah SMP RSBI terbaik se-Jawa Timur dan terbaik nomer 3 di tingkat nasional. Padahal semuanya terlihat sederhana. Meski mulai tahun ini mendapat dana dari APBD untuk keramikisasi seluruh ruang. Alhamdulillah. Aku semakin kagum, apalagi rata-rata UASBN tahun kemarin sekitar 95. Ternyata sekolah ini mengadopsi pendidikan barat untuk kedisiplinannya, tapi untuk tata krama mengadopsi adat timur. Bahkan pengumumanpun tidak diumumkan lewat internet, tapi kami harus datang ke sekolah, sehingga dapat berkenalan dan bertatap langsung. Bahkan kami juga diperkenalkan dengan Bapak kepala sekolah dan wakil-wakilnya,Ibu guru BP serta calon wali kelas kami, sebab kami sudah dibagi dalam kelas VII A sampai F. Betul-betul suasana yang penuh kekeluargaan dan keakraban. Jempol untuk calon sekolahku. Semoga untuk UASBNku mendapat nilai sesuai yang dipersyaratkan, agar aku betul-betul diterima di sekolah yang luar biasa ini. O iya, doakan juga ya, nanti aku juga mau mencoba untuk program accelerasinya, yang akan dilaksanakan setelah UASBN. Setelah itu ada matrikulasi selama sebulan untuk mengantarkan kesiapan kami memasuki sekolah yang sederhana tapi luar biasa ini. Mohon doanya yaa.........!!!!